Senin, 14 Januari 2019

Analisis PEDOMAN TATA RUANG DAN PERABOT DAN PERPUSTAKAAN UMUM – BAB 2 : Mendirikan Perpustakaan Umum

Kelompok 2 :
Arnas Miftahul Khuzaini
Dwiantoro Ahmad Pambudi
Adnan Baharsyah
Genero Abyputra
Willy Dwi Agustian
Hagi Helman setiadi
Perpustakaan umum menurut Sulistyo Basuki (1993 : 46) adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Tiga hal yang penting dalam Perpustakaan Umum adalah Akses ke perpustakaan umum, keterkaitan dengan fungsi lain, dan citra perpustakaan masa kini. Dalam pedoman ini, akses perpustakaan umum harus mudah dijangkau masyarakat sekitarnya. Penulis menyetujui hal tersebut karena perpustakaan umum memang harus mudah diakses agar bisa digunakan masyarkat sekitarnya sehingga perpustakaan bisa bermanfaat dengan maksimal.
Kehadiran perpustakaan umum di tengah masyarakat diharapkan membuat daya tarik masyarakat untuk datang ke perpustakaan. Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada masyarakat. Mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca. Mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat yang berliterasi atau melek informasi. Untuk itu perpustakaan umum harus dibangun sedemikian rupa untuk menarik masyarakat perlu dibangun dengan memperhatikan akses ke perpustakaan umum.

2.1  Akses Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang memiliki suatu kewajiban dalam melayani masyarakat yang ada disekitarnya. Perpustakaan umum juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Seperti yang telah dinyatakan dalam UU No. 43 tahun 2007 mengenai definisi perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana “pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial ekonomi”. Dengan demikian, perpustakaan umum di Indonesia haruslah dapat menjadi penyandang informasi bagi masyarakat penggunanya. Seperti halnya dalam memberikan akses informasi kepada masyarakat pengguna. Dalam memberikan akses informasi, perpustakaan umum haruslah secara teguh memegang prinsip dari pelayanan akses yang diberikan yaitu terbuka untuk seluruh masyarakat tanpa adanya pembedaan. Hal ini pun juga diperkuat berdasarkan pada manifesto UNESCO yang menyatakan bahwa perpustakaan umum harus dapat memberikan akses yang sama terhadap masyarakat penggunanya.  
Sebuah perpustakaan umum hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat agar banyak yang dapat mengaksesnya. Penentuan lokasi pembangunan untuk mendirikan perpustakaan umum harus dipertimbangkan dengan matang agar masyarakat dapat mengunjunginya dengan mudah dan cepat. Selama ini perpustakaan identik dengan kegiatan membaca yang membutuhkan suasana tenang sehingga seringkali kriteria utama dalam penentuan lokasi perpustakaan adalah lokasi yang jauh dari kebisingan atau keramaian. Hal ini patut disudahi, karena lokasi yang jauh dari kebisingan umumnya adalah lokasi yang terpencil jauh dari pusat kegiatan masyarakat yang lain. Menarik minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan umum bukanlah hal yang mudah, apalagi bila perpustakaan ditempatkan di lokasi yang terpencil dan sulit dicapai. Hal ini membuat masyarakat menjadi sukar untuk datang ke perpustakaan umum karena sulitnya akses terutama dalam akses yang mudah terjangkau oleh transportasi umum. Upaya untuk mendorong masyarakat mengunjungi perpustakaan sudah saatnya dibalik menjadi perpustakaan mengunjungi masyarakat. Perpustakaan masa kini selayaknya diupayakan agar dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat, sehingga perlu ditempatkan di lokasi yang mudah diakses oleh masyarakat, baik dengan berjalan kaki maupun dengan transportasi umum.

2.2 Keterkaitan dengan fungsi lain
Fungsi rekreasi di perpustakaan umumnya berjalan dengan adanya berbagai bahan dan tempat penyaluran hobi baca yang sifatnya memberikan hiburan kepada para pengunjung perpustakaan. Padahal fungsi rekreasi itu dapat dikembangkan lebih luas lagi. Perpustakaan ibaratnya objek wisata, kedua-duanya dapat memberikan fungsi rekreasi kepada para pengunjungnya. Pengunjung perpustakaan di samping dapat mencari dan menemukan informasi yang diinginkannya, dapat pula menikmati rekreasi di perpustakaan.
Dengan demikian para pengunjung dapat memperoleh hiburan, kesegaran jasmani dan rohani, serta kenangan yang menyenangkan di perpustakaan. Untuk mengembangkan fungsi rekreasi di perpustakaan dapat memodifikasi prinsip pengembangan pariwisata pada umumnya. Perpustakaan dapat mengembangkan tata letak, panorama, fasilitas umum, kenangan, dan pertunjukkan yang memberikan dampak rekreasi terhadap pengunjung perpustakaan. 
Pengembangan fungsi rekreasi di perpustakaan berarti melengkapi fungsi utama perpustakaan agar lebih menarik dan menghibur para pengunjungnya. Para pengunjung diharapkan tidak hanya gembira berhasil menggali informasi, tapi lebih jauh lagi mereka akan merasa nyaman, gembira, senang, terhibur, segar, dan mempunyai kenangan berkunjung ke perpustakaan.
Semua itu dapat dilakukan melalui modifikasi pengembangan pariwisata rekreasi. Modifikasi yang dimaksudkan adalah mengambil dan merubah pokok-pokok pengembangan rekreasi pariwisata yang disesuaikan dengan substansi pelayanan perpustakaan. Perpustakaan tidak perlu memikirkan rencana perjalanan, saat di perjalanan, dan akomodasi bagi para pengunjungnya seperti yang diperlukan dalam perjalanan wisata pada umumnya. Pusat perhatian perpustakaan khusus ditujukan pada cara-cara pelayanan wisata informasi terhadap para pengunjung di lokasi perpustakaan.

Maka dari itu perpustakaan seharusnya memperhatikan fungsi-fungsi lain dari suatu lingkungan sekitarnya , yaitu :
·         Perpustakaan yang dekat wilayah perkantoran bisa menyediakan lowongan pekerjaan untuk menarik dan membantu para pengunjung. Hal ini juga ampuh untuk menarik pengunjung
·         Perpustakaan yang di dalam mall bisa menjadi alternatif tempat rekreasi bagi pengunjung mall
·         Dan lain-lain

2.3 Citra Perpustakaan Masa Kini
Dengan membangun citra perpustakaan berdasarkan sarana dan prasarannya, seperti icon-icon menarik yang berada di perpustakaan dan bangunan yang “kekinian” perpustakaan akan mampu diingat sebagai tempat yang menarik, bahkan menjadi sebuah lanmark bagi sebuah wilayah. Pentingnya bagi sebuah perpustakaan menjadi landmark sebuah daerah, tentunya perpustakaan yang dimaksud ini merupakan perpustakaan daerah karena perpustakaan universitas biasanya hanya menjadi landmark bagi lingkungan civitas academica tersebut.

Citra perpustakaan masa kini adalah bertumpu pada penampilan dari sisi luar perpustakaan tersebut. Istilah “instagramable” menjadi menyeruak di masyarakat era informasi seperti sekarang ini. Dengan citra sebuah perpustakaan yang katakanlah “kekinian” tentu akan menjadi daya tarik yang mampu memikat kawala muda yang sudah dipastikan lebih tertarik pada gadget bila dibandingkan dengan buku-buku. Mereka menganggap bahwa informasi yang ditawarkan oleh internet lebih baik, lebih cepat dan lebih simple dibandingkan dengan informasi yang perlu digali di buku-buku secara mendalam. Tentu kita tidak asing dengan istilah “perpustakaan hanya berisikan mahasiswa semester terakhir yang perlu menyelesaikan skripsi mereka”.

Citra itu adalah presepsi/penilaian dari masyarakat. Kesan dari perpustakaan selama ini adalah sebuah institusi yang membosankan, seperti apa yang dituliskan oleh penulis dari artikel ini. Citra ini tidak sepenuhnya salah, karena masyarakat secara umum memaklminya. Apa yang di-citrakan dari perpustakaan selama ini tidak sepenuhnya salah dari para pustakawan, pemerintah tentunya juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap citra yang berkembang di masyarakat. Dari mulai permasalahan kurangnnya anggaran, kurangnya tenaga terampil (banyak yang bukan merupakan lulusan ilmu perpustakaan namun hanya merupakan pns yang sudah berumur), dan kurangnya perawatan terahadap sarana dan prasarana.

Dalam artikel kali ini penulis mempunyai saran yang baik dalam merubah citra perpustakaan dan mempromosikannya. Penulis memiliki saran untuk membuat perpustakaan menjadi menarik. Penempatan dari perpustakaan (lokasi) merupakan hal yang penting, tentunya lokasi yang dekat dengan keramaian terutama yang dekat dengan civitas academica (daerah pelajar/sekolah/universitas) .Kemudian dari segi bagaimana cara mengiklankan perpustakaan dari cara memberikan plang-nama/ rambu-rambu yang memberikan penanda bahwa ada perpustakaan di daerah tersebut. Seperti misalnya memberikan plang pada jalan, tentunya plang yang menarik dan di zaman yang modern ini memberikan penanda pada Google Maps dan ulasan-ulasan yang menarik pada laman google search (membuat blog tentang perpustakaan tsb) dan membuat ulasan yang menarik juga pada laman google maps.

Dan lagi permasalahan pada kesan ramah dan terbuka yang ditulis oleh penulis. Yang paling berpengaruh dalam menanamkan kesan terbuka dan ramah adalah pustakawan itu sendiri. Pustakwan sekarang ini memang banyak yang bukan merupakan para ahli, seperti kebanyakan di perpsutakaan perpustakaan institusi permerintahan. Terkadang mereka dipilih bekerja sebagai pustakawan sebagai sarana “pensiun” atau karena dinilai sudah kurang dapat bekerja secara baik di institusi tersebut. Bersyukur sekarang ini banyak universitas negeri yang membuka jurusan ilmu perpustakaan seperti tempat dimana penulis artikel tanggapan ini berada. Dengan adanya lulusan ilmu perpustakaan yang terampil dan terlatih ini tentunya mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemustaka. Dengan pelayanan tersebut tentunya sitgma kesan kurang ramah dan kurang terbuka secara perlahan lahan akan mulai terhapus. Masyarakat akan merasa terundang untuk mendatangi perpustakaan seperti apa yang diharapkan oleh penulis dari artikel in yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional.

Kemudian yang terakhir ada pada bagaimana arsitektur membuat bangunan perpustakaan ataupun mendesainnya agar jangan terlalu terlihat “sakral” menurut penulis. Yang penulis maksudkan dari kata sakral disini adalah perpustakaan seolah-olah terlihat seperti bangunan tua dan kaku yang hanya diisi oleh kalangan pelajar yang hobi belajar dan tidak “kekinian”. Mudah saja bagi arsitek untuk membangun perpustakaan seperti yang dibutuhkan oleh jaman sekarang ini. Perpustakaan hanya memerlukan pendaan yang cukup dari pihak yang bertanggungjawab, seperti pihak pemerintah terharap perpustakaan daerah. Dengan begitu kenyamanan perpustakaan bagi masyarakat pun dapat terpenehi dan tentunya desainnya yang menarik dan inovatif menjadi pilihan terbaik bagi pustakawan demi meningkatkan citra perpustakaan tersebut.


Tugas Individu Bab 2 : Keterkaitan dengan Fungsi Lain

2.2 Keterkaitan dengan Fungsi Lain
Dalam hal keterkaitan perpustakaan dengan fungsi lain ini, Perpustakaan umum sebaiknya memerhatikan fungsi-fungsi selain fungsi umum perpustakaan. Secara umum, perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum sebagai berikut : 

a. Fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan berbagai macam informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar penggunaan perpustakaan dapat mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu ,menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai kebutuhannya.

b. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal,artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolahmaupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Melalui fungsi ini manfaat yang dapat diperoleh adalah agar pengguna perpustakaan mendapatkan kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan; untuk mengembangkan dan membangkitkan minat yang telah dimiliki pengguna. 

c. Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Sebagai fungsi kebudayaan maka perpustakaan dimanfaatkan pengguna sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok,membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, mendorong tumbuhnya kreativitas dalam kesenian; mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis.

d. Fungsi Rekreasi
Sebagai fungsi rekreasi maka perpustakaan dimanfaatkan pengguna untuk: menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani; mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang; menunjang berbagai kegiatan kreatif sertahiburan yang positif.

e. Fungsi Penelitian
Sebagai fungsi penelitian maka perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian yang meliputi berbagaI jenis maupun bentuk informasi itu sendiri.

f. Fungsi Deposit
Sebagai fungsi deposit maka perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara nasional adalah Perpustakaan Nasional.

Maka dari itu perpustakaan harus memperhatikan fungsi-fungsi lain yang akan menjadikan hal itu menjadi strategi untuk menarik lebih banyak pengunjung tetap maupun pengunjung yang hanya datang karena tertarik akan fungsi lainnya itu. Ini beberapa contoh nyata perpustakaan mengambil peran fungsi lain, yaitu :
·         Perpustakaan umum harus didirikan dekat dengan wilayah sekolah SMP-SMA, supaya bisa menopang fungsi lain sekolah yaitu mencerdaskan murid-muridnya.
·         Perpustakaan umum harus didirikan dekat dengan wilayah kampus, supaya membantu pencarian para mahasiswa dan dosen dengan kegiatan mereka di kampus.
·         Perpustakaan umum harus didirikan dekat dengan wilayah rumah sakit atau puskesmas dan koleksinya berfokus dengan masalah kesehatan, supaya pengunjung rumah sakit atau puskesmas yang membutuhkan pengetahuan tentang penyakit mereka atau penyakit orangtua , saudara dan lain-lain, bisa terpenuhi.
·         Perpustakaan umum harus didirikan dekat dengan wilayah perkantoran, hal ini perpustakaan umum lebih baik menyediakan lowongan pekerjaan untuk menarik para pengunjung.
·         Perpustakaan umum dalam mall untuk tempat rekreasi alternative para pengunjung mall.


Hal-hal ini harus diperhatikan untuk meningkatkan banyaknya para pengunjung supaya perpustakaan umum sangat dirasakan keberadaan dan manfaatnya.

Jumat, 08 Desember 2017

Allah Mencintai Hambanya Yang Menutupi Amalannya


Ada Yang Perlu Disembunyikan Agar Bahagia

Terkadang tidak semua
Perlu ditampakkan ke manusia
Asalnya harus disembunyikan
Saat butuh saja ditampakkan

Hapalan Quran-mu kau sembunyikan
Banyak Harta-mu, kebahagiaan dan romantisme
Agar tak mengundang hasad
Terlebih aib diri dan keluarga
Wajib-lah ditutupi

Imam Asy-Syafi'iy berkata:

"Kemuliaan jiwa seseorang ada pada tiga perkara:
√ Menyembunyikan kefaqiran hingga orang lain menyangka bahwa engkau berkecukupan.
√ Menyembunyikan kemarahan hingga orang lain menyangka bahwa engkau ridha.
√ Menyembunyikan penderitaan hingga orang lain menyangka bahwa engkau hidup enak."
(Manaqib asy-Syafi'iy, jilid 2 hlm. 188)

Terlebih amalmu, sembunyikan-lah
Tangan kiri tidak tahu
Apa yang diinfakkan tangan kanan
Padahal keduanya berdekatan
Bahkan selalu bersama memegang sesuatu
Isyarat bahwa jika mampu
Keluarga terdekat anak-istri
Tidak tahu amal-mu
Agar lebih ikhlas “Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. ” (HR. Bukhari Muslim)

Ikhlas itu berat
Sufyan Ats-Tsauri berkata,

ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي ؛ لأنها تتقلب علي

“ Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang LEBIH BERAT daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak-balik”

Perpustakaan Universitas Pembangunan Jaya


Perpustakaan Universitas Pembangunan Jaya adalah perpustakaan yang menganut sistem layanan open access. Perpustakaan yang salah seorang pustakawannya yang saya temui merupakan alumnus UIN Jakarta, M. Syafiq Kumala ini mempunyai layanan-layanan antara lain :
a)      Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi merupakan ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian sirkulasi  berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman dan pengembalian koleksi bahan pustaka. Bagian sirkulasi  berkaitan dengan masalah peredaran koleksi yang dimiliki perpustakaan. Tujuan layanan sirkulasi ini adalah memperlancar dan mempermudah proses peminjaman  bahan pustaka untuk dibawa pulang oleh pemustaka.
b)      Layanan Referensi
Layanan Referensi di perpustakaan UPJ menyajikan koleksi referensi yang dibutuhkan oleh pemustaka. Ditambah dengan bimbingan pustakawan dalam membantu mencarikan dan menemukan informasi yang sesuai dengan mengggunakan koleksi referensi. Pustakawan juga memberikan bimbingan kepada para pemakai tentang penggunaan bahan pustaka koleksi referensi.
c)      Layanan Internet
Layanan internet di perpustakaan UPJ adlah pemustaka diberikan fasilitas interneg gratis untuk memenuhi kebutuhan informasi pendukung akademik.
d)      Layanan Penelusuran (OPAC)
Pemustaka dapat menelusuri sendiri informasi koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan menggunakan komputer OPAC yang disediakan perpustakaan. Dengan katalog online / OPAC ini pemustaka selain dapat mengetahui apakah sebuah buku ada atau tidak, juga dapat mengetahui status buku tersebut, apakah sedang dipinjam atau tidak.
e)      Layanan Pendidikan Pemakai

Tidak semua pemakai perpustakaan dapat atau mampu menggunakan perpustakaan dengan baik dan benar. Banyak pemakai perpustakaan tidak mengetahui fungsi katalog, cara penyusunan buku di rak, penggunaan bahan-bahan referensi, penggunaan fasilitas baca yang lainnya dan serta peraturan perpustakaan. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan bagi pemakai atau user education.

Kamis, 07 Desember 2017

Perpustakaan BPAD Kota Tangerang


Perpustakaan Kota Tangerang berada di lingkungan yang terdapat banyak smp-sma maupun universitas (UMT) disekitarnya. Perpustakaan BPAD Kota Tangerang adalah perpustakaan yang menganut sistem layanan open access. Layanan-layanan yang disediakan oleh perpustakaan BPAD Tangerang Kota antara lain :
a)      Layanan Sirkulasi
Layanan ini mencakup layanan peminjaman dan pengembalian buku. Perpustakaan Tangerang Kota mengkhususkan pelayanan kepada masyarakat Kota Tangerang, meskipun sebenarnya perpustakaan ini dibuka untuk seluruh kalangan masyarakat. Keanggotaan perpustakaan ini sendiri hanya bisa didapatkan apabila si pemustaka merupakan warga kota Tangerang, dengan begitu hanya warga Tangerang Kota lah yang dapat melakukan peminjaman buku untuk dibawa pulang. Batas waktu peminjaman adalah 7 hari, dan batas buku yang dipinjam adalah 1 buku. Untuk pembuatan kartu anggota, syarat yang diperlukan hanya fotokopi ktp dan mengisi formulir pengajuan yang diberikan pustakawan tersebut.
b)      Layanan Referensi
Layanan referensi di perpustakaan Tangerang Kota mempunyai ruangan khusus yang terletak di sudut perpustakaan. Terdapat banyak koleksi referensi, seperti diantaranya buku-buku langka, kamus-kamus banyak bahasa, koleksi kitab-kitab islami, ensiklopedia, biografi dan buku tahunan.
c)      Layanan Internet
Layanan Internet yang disediakan perpustakaan Kota Tangerang adalah berupa sinyal wifi untuk para pemustaka. Diharapkan agar para pemustaka dapat menggali informasi lebih banyak lagi melalui internet.
d)      Layanan Perpustakaan Keliling
Perpustakaan Keliling yang ada di perpustakaan Tangerang Kota dapat kita ketahui dari mobil Puskeling yang parkir di depan perpustakaan TangKot. Perpustakaan Keliling sendiri merupakan perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka secara berjalan (diatas mobil) yang sasarannya kebanyakan anak-anak usia sekolah.
e)      Layanan Ruang Baca Anak dan Story Telling

Layanan ruang baca untuk anak sekaligus ruang story telling disediakan khusus oleh perpustakaan Tangerang Kota. Terletak di sebelah kanan pintu masuk, ruang baca dan story telling tersebut terlihat sangat cerah dan menyenangkan sehingga mampu menarik minat baca anak-anak dan minat mereka untuk mendengarkan cerita-cerita yang akan disampaikan oleh pencerita.